Minggu, 27 Februari 2011

Nama Desa Kelanit


Bahwa sejarah dalam arti luas merupakan salah satu kebutuhan vital suatu bangsa yang berbudaya tinggi, sekaligus merupakan salah satu batu dasar  untuk melangkah ke depan.
Sejarah sangat menunjang pembangunan tingkat pribadi, keluarga, desa, regional, pun nasional. Bahkan pembangunan dunia internasional. Yang dilakukan disini, terutama pembangunan masyarakat desa yang tengah dan yang akan kita hadapi.
Secara khusus bahwa dari generasi ke generasi sepantas nya orang patut mengetahui latar belakang penggunaan sua tu nama, dimana nama tersebut barangkali turut mempengaruhi sikap dan tingkah laku termasuk wataknya. Lebih khusus lagi generasi muda kampung Kelanit yang mayoritasnya kurang mengetahui dengan pasti bahkan masih keliru dan itu mengakibatkan salah pengertian atau konflik di antara kita. Hal ini menurut kami tak boleh diang gap remeh karena. Nama desa “KELANIT “ saja akan nantinya menimbulkan permasalahan yang otomatis akan merupakan salah satu penghambat dalam melestarikan persatuan  dan kesatuan di desa ini. Hal ini disebabkan karena cerita lisan yang beragam versi, ditambah pula bahwa pihak Gereja Katolik sudah resmi menggunakannya sejak agama masuk di kampung ini.
Memang sudah disinggung diatas bahwa jangan menganggap masalah sepele, namun sebaliknya bila diteliti dengan saksama, sebenarnya hal itu bukanlah masalah yang sulit dipecahkan.
Biarpun Gereja sudah resmi menggunakannya, namun ini bukanlah suatu ajaran resmi Gereja Katolik atau bukan suatu Dogma Gereja.
 Oleh karena itu penulis ingin meluruskannya atas dasar cinta kepada desa Kelanit, terlebih sebagai putera asli desa ini, yang merasa bertanggung jawab untuk membantu meng atasinya sesuai kemampuan yang ada.Jika tidak demikian maka ini akan tetap menjadi salah satu masalah sosial dari masa ke masa.
Masalah sosial yang sudah berlangsung selama ini juga merupakan akibat masuknya penjajah bangsa Barat. Apa yang kami utarakan di sini berdasarkan hasil penelitian penulis, termasuk hasil wawancara dengan Bapak Andreas Kilmas[1] pada bulan Januari 1979, dan juga dengan Bapak Guru Pensiunan Salvator Lefteuw[2] pada tahun 1980, dan Bapak Kalean[3], dan dari beberapa narasumber lain yang tak sempat disebut namanya satu persatu.


[1]   Bapak Andreas Kilmas ini termasuk salah satu tokoh sejarah lisan di desa Kelanit pada abad ke XX yang dapat diandalkan.
[2]   Beliau adalah guru yang paling lama menetap di kampung ini.
[3]   Bapak Kalean berasal dari Tanimbar Kei tahun 1994

8 komentar:

  1. Disadur dari Buku SERATUS TAHUN AGAMA KATOLIK MASUK DESA KELANIT karya ayahanda Marius Lefteuw

    BalasHapus
  2. Asik bro......c sadap e

    BalasHapus
  3. Teteen Evav raslavang ne 'thol tom nakvo 'nhov ni tad, te waid tom an he I tom warlanlanit wat he...tabe!

    BalasHapus
  4. Dahsyat๐Ÿ™๐Ÿผ๐Ÿ™๐Ÿผ๐Ÿ™๐Ÿผ

    BalasHapus